Laman

Selasa, 03 Januari 2012

Sejarah PSIM Jogja

         Sejarah terbentuknya PSIM dimulai pada tanggal 5 September 1929 dengan lahirnya organisasi sepak bola yang diberi nama Perserikatan Sepak Raga Mataram atau disingkat PSM. Nama Mataram digunakan karena Yogyakarta merupakan pusat pemerintahan kerajaan Mataram. Kemudian pada tanggal 27 Juli 1930 nama PSM diubah menjadi Perserikatan Sepak Bola Indonesia Mataram atau disingkat PSIM sebagai akibat tuntutan pergerakan kebangsaan untuk mencapai kemerdekaan Indonesia. PSIM sendiri saat itu sesungguhnya merupakan suatu badan perjuangan bangsa dan Negara Indonesia. Pada tanggal 19 April 1930, PSIM bersama dengan VIJ Jakarta, BIVB Bandung, MIVB (sekarang PPSM Magelang),MVB (PSM Madiun) SIVB (Persebaya Surabaya), VVB (Persis Solo) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. PSIM dalam pertemuan tersebut diwakili oleh HA Hamid, Daslam, dan Amir Noto. Setelah melalui perbagai pertemuan akhirnya disepakati berdirinya organisasi induk yang diberi nama Persatuan Sepak Raga Seluruh Indonesia (PSSI) pada tahun 1931 dan berkedudukan di Mataram.  Sejak tahun itu pulalah kompetisi tahunan antar kotaperserikatan diselenggarakan.
        

SEJARAH PSS SLEMAN


Perserikatan Sepakbola Sleman (PSS) lahir pada Kamis Kliwon tanggal 20 Mei 1976 semasa periode kepemimpinan Bupati Drs. KRT. Suyoto Projosuyoto. Lima tokoh yang membidani kelahiran PSS adalah: Suryo Saryono, Sugiarto SY, Subardi, Sudarsono KH, dan Hartadi. Lahirnya PSS dilatarbelakangi bahwa pada waktu itu di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) baru ada 2 perserikatan yaitu PSIM Yogyakarta dan Persiba Bantul. Meskipun klub-klup sepakbola di kabupaten Sleman telah ada dan tumbuh, tetapi belum terorganisir dengan baik karena di Kabupaten Sleman belum ada perserikatan.
Keinginan masyarakat yang kuat di Kabupaten Sleman untuk memilki perserikatan klub sepak bola akhirnya mulai terwujud dengan adanya informasi yang disampaikan oleh Komda PSSI DIY pada waktu itu (Prof. Dr. Sardjono) yang menyatakan bahwa syarat untuk membentuk perserikatan sepak bola minimal harus ada 5 (lima) klub. Di Kabupaten Sleman pada waktu itu sudah ada 5 (lima) klub yaitu PS Mlati, AMS Seyegan, PSK Kalasan, Godean Putra dan PSKS Sleman. Akhirnya, tepat pada tanggal 20 Mei 1976, PSS dibentuk dengan Ketua Umum Gafar Anwar (Seorang Polisi). Setelah Gafar Anwar meninggal, posisi Ketua Umum PSS digantikan Oleh Drs. Suyadi sampai dengan 1983. Periode 1983-1985, PSS dipimpin oleh Drs. R. Subardi Pd (Drs. KRT. Sosro Hadiningrat). Periode 1986-1989, PSS dipimpin oleh Letkol Infanteri Suhartono. Karena ada perubahan masa bakti/periodisasi dalam memimpin klub perserikatan yang dilakukan oleh PSSI menjadi 4 tahunan maka ditengah perjalanan periode Letkol Infanteri Suhartono tepatnya tahun 1987, Letkol Infanteri Suhartono masih dipilih lagi sebagai Ketua Umum PSS untuk masa jabatan 1987-1991. Kemudian pada periode 1991-1995, PSS dipimpin oleh H. RM. Tirun Marwito, SH.

PSIM vs PSS : The Real Derby Mataram



Ibarat sayur tanpa garam,perteruan dua tim sekota dimana pun selalu diwarnai intrik dan adu gengsi yang melahirkan perseteruan Di eropa kita mengenal derby panas anatara Inter vs AC Milan,Liverpool lawan Everton yang dikenal sebagai derby mesersyde,Lazio lawan Roma, mau pun MU dengan City yang baru-baru ini sedang naik daun.Untuk dalam negeri duel derby tidak serta merta merupakan persaingan antara 2 tim dalam 1 kota namun bisa juga diantara 2 tim yang saling berdekatan meski pun berbeda daerah,contohnya yang paling terkenal adalah Persija dengan Persib,Arema lawan Persebaya.

Ada sebuah ungkapan di kalangan para suporter kalau laga derby adalah segalanya,boleh kalah mau pun tidak juara tapi kalo derby harus menang.Supporter fanatik pun memiliki kecenderungan memiliki kebencian berlebih terhadap tim-tim sekota atau dalam laga derby.Biasanya antar supporter dalam laga derby tersebut saling bermusuhan,saling ejek bahkan tidak jarang terlibat baku hantam.